Malam ini hujan.
Aku kembali duduk
di teras depan rumah.
Rasanya masih sama
seperti pertama kali aku mencobanya.
Walau kali ini
sedikit berbeda.
Mata dan senyummu
yang terlihat dalam langit malam tak terlihat.
Semua tertutup
awan tebal yang serupa gelapnya dengan langit.
Tetes demi tetes
air turun membasahi bumi.
Memberikan aroma
hujan yang aku suka.
Aku suka hujan.
Bagiku berada di
bawah hujan itu lebih baik.
Dari pada aku
harus menangis di sudut kamar.
Meluapkan semua
emosiku lewat air yang mengalir dari pelupuk mata.
Entah mengapa aku
ingin menangis.
Meratapi nasib
yang seolah tak berpihak denganku.
Aku yang selalu
bodoh dalam mengambil keputusan.
Yang berada di
ambang bersyukur dan penyesalan.
Aku bingung harus
bagaimana?
Jakarta, 4 Januari 2017
