Sila baca

Seorang Anak Perempuan yang Sangat Mencintai Ibunya

Jumat, 19 November 2021

Si Sulung dan Si Bungsu

Sudah di kepala dua
Harus mulai dari mana?
Ambisiku bergejolak
Antusias tak karuan


"Jadi Kakak enak ya." ucap si Bungsu pada Kakaknya, si Sulung.

Sulung menolehkan kepalanya ke arah Bungsu, menatap heran pada adik satu-satunya itu.

Banyak mimpi-mimpi yang ‘kan kukejar
Lika-liku perjalanan
Ku terjebak sendirian
Tumbuh dari kebaikan


"Kakak bisa dapat semua yang Kakak mau. Gak kayak aku." si Bungsu masih mencoba mencurahkan segala rasa di hatinya.

"Kenapa?," pada akhirnya, Sulung merespon perkataan Bungsu.

Bangkit dari kesalahan
Berusaha pendamkan kenyataan bahwa


"Aku...." ucapan si Bungsu terhenti.

Takut tambah dewasa
Takut aku kecewa
Takut tak seindah yang kukira
Takut tambah dewasa
Takut aku kecewa
Takut tak sekuat yang kukira

"Sini, aku peluk." Sulung merentangkan kedua tangannya, mencoba mengajak Bungsu mendekat ke arahnya.

Aku tetap bernafas
Meski sering tercekat
Aku tetap bernafas
Meski aku tak merasa bebas


"Gapapa, ada Kakak di sini. Kamu pasti bisa, Kakak yakin, kamu kan hebat." ucap Sulung sambil mengelus lembut kepala Bungsu.

Pertengahan dua lima
Selanjutnya bagaimana?
Banyak mimpi yang terkubur
Mengorbankan waktu tidur


"Pelan-pelan ya. Satu-satu. Kerjakan dari yang paling mudah, baru nanti coba yang lebih berat." Sulung masih mencoba menenangkan Bungsu.

Ku tak tahu apalagi yang ‘kan kukejar
Takut tambah dewasa
Takut aku kecewa
Takut tak seindah yang kukira
Takut tambah dewasa
Takut aku kecewa
Takut tak sekuat yang kukira


"Kalau gagal gimana?," setelah mencoba menenangkan dirinya, si Bungsu akhirnya bertanya.

Aku tetap bernafas
Meski sering tercekat
Aku tetap bernafas
Meski aku tak merasa bebas


"Gapapa, Kakak tetep bangga. Kamu sudah berikan yang terbaik, kan?," balas Sulung.

Maaf jika
Belum seturut yang dipinta
Maaf jika
Seperti tak tahu arah


"Maaf." Bungsu kembali menangis di dalam pelukkan Sulung.

Memang tak seindah yang kukira
Aku sudah dewasa
Aku sudah kecewa
Memang tak sekuat yang kukira


"It's okay. Nanti kita coba lagi ya. Kakak temenin dari awal." Ucap Sulung sambil memeluk Bungsu erat.

Aku sudah dewasa
Aku sudah kecewa
Memang tak sekuat yang kukira
Aku tetap bernafas
Meski sering tercekat
Aku tetap bernafas


Si Bungsu yang selalu mencoba meniru Si Sulung. Berusaha menyamakan banyak hal supaya terlihat sama.

Meski aku tak merasa bebas
Memang tak seindah yang kukira
Memang tak sekuat yang kukira

"Kakak, sayang sama aku apapun yang terjadi?," tanya Bungsu.

Engkau tetap bernafas
Meski sering tercekat
Engkau tetap bernafas


"Sayang. Makanya jangan sedih terusnya. Kan ada Kakak." Balas Sulung pada Bungsu, adiknya yang paling ia sayang.

Dan langkahmu 'kan terasa bebas
Dan hatimu 'kan terasa bebas
Dan jiwamu 'kan terasa bebas


"Terima kasih, Kakak." Ucap Bungsu yang hanya dibalas senyuman oleh Sulung.


Takut - Idgitaf

Rabu, 07 Juli 2021

Tak Seindah Ekspektasi


Menatap indahnya bintang malam ini

Menikmati setiap kelap dan kelip cahayanya

Memutar kembali semua rencana yang sudah tersusun

Kembali berekspektasi menentukan jalan cerita


Dari banyaknya insan di dunia, mengapa dirimu yang aku sangka?


Merdu suara yang terdengar

Lembut setiap kata yang terucap

Manisnya senyum yang terukir

Berkesannya setiap perlakuan


Dari banyaknya insan di dunia, mengapa dirimu yang aku sangka?


Kembali berencana jika dapat dipersatukan Tuhan

Meninggikan ekspektasi seolah takdir dapat bersama

Nyatanya, kita hanya dipertemukan semesta

Lalu, pada akhirnya berakhir tak bahagia


Jakarta, 7 Juli 2021


Terinspirasi dari lagu Akhir Tak Bahagia - Misellia.


Minggu, 04 Juli 2021

Pada Setiap Hal

Pada setiap hal yang akan terjadi

Pertemuan lalu perpisahaan

Suka yang menjadi benci

Bahagia juga tangis


Pada setiap hal yang boleh terjadi

Di bawah langit yang indah

Setiap sudut yang menciptakan sebuah kenangan

Meninggalkan jejak-jejak tak terlupakan


Pada setiap hal yang telah terjadi

Memberikan banyak pelajaran

Berharap belajar hal yang terbaik untuk selanjutnya

Guna menapaki kembali langkah yang baru


Jakarta, 4 Juli 2021

Minggu, 06 Juni 2021

Hujan Malam Ini

Menikmati setiap rintik hujan di malam ini
Aku termenung menatap langit yang tak hentinya menumpahkan air
Satu persatu rintik air jatuh perlahan

Hari ini aku tak tau mengapa
Entah aku harus bagaimana
Bertanya entah pada siapa

Rasanya begitu berkecamuk di kepala
Seakan tak bisa membiarkan ku istirahat
Satu persatu pertanyaan muncul

Mengapa?
Kenapa?
Apa?

Kembali aku menatap langit 
Kosong
Aku tak punya jawaban

Jakarta, 6 Juni 2021