Sila baca

Seorang Anak Perempuan yang Sangat Mencintai Ibunya

Minggu, 22 Juni 2025

Seorang Anak Perempuan yang Sangat Mencintai Ibunya

    Di siang itu, ketika seorang anak perempuan sedang duduk di samping Ibunya menikmati video-video lucu yang ada di gawainya. Si Ibu bertanya dengan nada cemburu, "Kenapa hanya buat cerita tentang Bapak? Memang Ibu tidak berkesan dihidupmu?", tanya Ibu pada anak perempuan di sampingnya.

    Anak perempuan itu tertawa mendengar pertanyaan Ibunya. Anak perempuan itu memang suka menulis sebuah cerita dalam laman blog pribadinya. Dia pasti selalu memberikan hasil tulisannya kepada Ibunya, supaya dibaca katanya. Ibunya yang mengajarinya menulis. Menjadi seorang penulis adalah cita-cita Ibunya yang tidak terwujud lalu diwariskan pada anak perempuannya itu.

    Tidak perlu diragukan, sudah jelas peran Ibu dihidupnya sangat berarti. "Kenapa, Bu? Mau dibuatkan sebuah cerita yang juga bercerita tentang anak perempuan dengan Ibunya?", jawab anak perempuan itu setengah bercanda. Ibunya hanya diam tidak menjawab. Kesal. Itu perasaan yang dirasakan Ibunya.

    Bagaimana bisa, anak perempuan pertama yang sangat Ia sayangi tidak menuliskan kisah tentang dia? Tapi, bagi anak perempuan itu yang terjadi tidak sama seperti apa yang dipikirkan Ibunya.

    Anak perempuan yang tidak pernah kekurangan sosok Ibu dalam hidupnya. Karena semua hal yang terjadi dalam hidupnya pasti diceritakan pada Ibunya. Ibu yang selalu menjadi rumahnya ketika ia pulang.

"Pulang ke Rumah"

    Kalimat yang paling cocok menggambarkan kisah anak perempuan itu dengan Ibunya. Wanita yang paling disayangi oleh anak perempuan itu Ibunya. Tanpa pernah kata sempat terucap untuk menceritakan yang sebenarnya. Kemudian anak perempuan itu ditinggalkan tanpa aba, hingga anak perempuan tak tau harus bagaimana.

    "Lalu, sekarang, aku harus bagaimana, Bu?", tanya anak perempuan itu pada langit di atas kepalanya. Tak pernah terbayangkan dalam hidupnya anak perempuan itu bahwa sekarang anak perempuan itu harus berjalan sendirian mengarungi derasnya arus kehidupan. Selama ini selalu ada Ibunya yang mendorongnya, menjaganya dari belakang, memastikan tak ada seorang pun yang mematahkan semangatnya.

    Anak perempuan itu kehilangan rumahnya.

    Bagi anak perempuan itu, Ibunya adalah rumahnya.

    Anak perempuan itu tidak tau bagaimana caranya pulang sekarang. Bingung, takut, hilang arah, hampir gila. Kata-kata yang bisa menggambarkan perasaannya saat itu. Ibu yang selalu menjadi tempatnya pulang sudah berpulang.

    Anak perempuan itu tidak berhenti menyalahkan dirinya. Anak perempuan itu kira ini salahnya. Seharusnya, seharusnya, seharusnya. Hanya kalimat yang menggunakan kata itu di dalam kepalanya. Menyalahkan takdir dan mempertanyakan banyak hal pada sang pencipta. "Apa maksudnya semua ini, Tuhan?", anak perempuan itu kembali bertanya sambil menengadah ke atas langit.

    Mencoba bertahan menjadi kuat supaya banyak orang di sekitarnya tetap kuat. Mencoba tersenyum dan tetap bijak seperti tak masalah atas apa yang terjadi, padahal anak perempuan itu sudah hampir gila. Selalu menguatkan banyak orang, sampai dia sendiri lupa, bahwa dia juga harus kuat.

    Anak perempuan itu perlahan mencoba berjalan walau tertatih. Mencoba tetap waras atas apa yang terjadi. Sedikit demi sedikit anak perempuan itu berjalan walau anak perempuan itu sebenarnya tak tau ke arah mana dia melangkah.

  Menjalani hari dengan penuh rasa kosong. Perlahan hilang, menjauh. Semua pertanyaannya belum terjawab, yang ada hanya rasa bersalah karena anak perempuan itu tak sempat mengubah keadaan. Seharusnya, seharusnya, seharusnya.

    Perjalanan yang anak perempuan itu lalui memang tidak mudah. 

Kehilangan rumah yang menjadi tempatnya pulang.

Rumah yang menjadi tempatnya kembali dari perjalanannya. 

Rumah yang menjadi tempat damai bagi anak perempuan itu.

    Sekarang, anak perempuan itu duduk di depan laptopnya, menuliskan sebuah cerita sesuai dengan keinginan Ibunya. Ibu yang selalu menjadi tempatnya pulang. Wanita yang paling dicintai anak perempuan itu. Walau sebelumnya tak sempat terucap dengan kata. Setidaknya sekarang anak perempuan itu bisa menceritakan lewat tulisan, sebuah kisah yang menjadi bukti betapa anak perempuan itu mencintai Ibunya.



Sabtu, 08 Februari 2025

Kembali Pulang

Bagai labirin yang tak bertujuanKulihat arah tak berujung jalanHari-hari pun penuh kekosonganTapakku menghilang perlahan-lahan
    Rasanya kosong, berjalan terus menuju arah yang sebenarnya puan itu sendiri ragu. Hal yang begitu puan inginkan terus coba puan jalani. Semakin lama semakin tak terlihat jelas arahnya. Kosong. Puan bahkan tak tau apa yang sebenarnya puan tuju? Rasanya hanya puan sendirian.
Kapan pernah kuminta Kau 'tuk datang?Menginginkan-Mu, bahkan tak terbayangDan di sana, Kau di tempatku hilangMenemukanku kering dan usang
    Perihal puan yang terlalu sombong, merasa puan bisa melakukannya sendiri. Sesekali puan menyalahkan keadaan yang seakan tak membelanya. Bukannya puan tak pernah meminta DIA datang? Bahkan tak pernah terpikir oleh puan untuk menginginkan DIA. Puan tak pernah menyadari bahwa DIA selalu ada bahkan di tempat puan merasa hilang, kering, dan usang.
Kaubawaku pulang
    DIA datang membawa puan PULANG.
Kembali bersama-MuPenebusku, YesuskuMenanggung dosakuTak akan ku hilang lagi
    Pulang yang selama ini selalu dikaitkan dengan manusia. Puan lupa bahwa PULANG berarti kembali. Tanpa lelah DIA selalu mencoba membawa puan kembali pulang. DIA mengorbankan banyak hal, bahkan nyawanya. Itu hal yang tak pernah puan dapatkan dari yang lain. Mengampuni setiap kesalahan yang puan buat. Bahkan DIA berjanji tidak akan meninggalkan puan lagi sekalipun DIA tidak pernah pergi dari awal.
Lahir ke dunia untuk mencariJiwa yang tak ada harapan lagiBahkan kasih-Mu dib'ri sampai matiMemalingkanku pada diri-Mu
    DIA rela lahir ke dunia demi banyak manusia seperti puan, mereka yang sering hilang harapan. Mereka yang bahkan tidak pernah merasakan nyatanya harapan jika bersama DIA. Pengorbanan, cinta tanpa syarat, bahkan kasih DIA yang harus dibuktikan dengan kematian. Semua itu karena begitu besar kasihNYA akan dunia ini.
Kini aku pulang
    Puan menyadari begitu besar pengorbanan dan cinta kasihnya. Puan kembali PULANG.
Kembali bersama-MuPenebusku, YesuskuMenanggung dosakuTak akan ku hilang lagi
    Kembali, bersama. Puan kembali pada rumahnya yang sebenarnya. Tempat di mana puan tak pernah merasa hilang. 
Kau yang terlebih duluMenghampiri dirikuMenggenggam jiwakuTak akan ku hilang lagi
    Perjalan puan sudah terlalu jauh. Terlalu banyak hal yang terjadi. Menangis di tengah jalan bukan hal yang bisa dihindarkan. Tak jarang puan menangis tersedu bertanya. Tentu saja DIA selalu ada, menghampiri puan yang tak jarang masih sering merasa hilang ketika dalam perjalanan kembali pulang. Hingga akhirnya puan kembali PULANG dan

Tak akan ku hilang lagi.


Jakarta, 08 Februari 2025

Inspired by : Pulang - Yeshua Abraham

Minggu, 14 Mei 2023

Katanya Jatuh Cinta

Benar kata orang, cinta membuat semuanya lebih bahagia. Seperti perempuan itu yang tak berhenti tersenyum sedari tadi. Dunianya begitu indah dan berwarna. Sepertinya cinta berhasil membuat dunianya berbeda. 

Menyimpannya di dalam hati adalah pilihannya selanjutnya. Biar rasa cinta itu tidak membebani siapapun, termasuk perempuan itu. Rasa takut akan banyak hal tanpa sengaja sering membuatnya ragu. Padahal cinta tak seburuk itu. 

Sedang perempuan itu takut bahwa segala sesuatunya tidak akan berjalan sebagaimana mestinya jika perempuan itu terlalu berusaha. Membiarkan waktu berjalan dan menyerahkan semuanya pada takdir. Membiarkan cerita-cerita lain hadir menjadi pendukung ceritanya saat ini. Supaya suatu saat perempuan itu tau usahanya tak akan sia-sia. 

Satu hal yang perempuan itu percaya, segala sesuatu yang sudah ditakdirkan bagi perempuan itu akan selalu menjadi miliknya. Ya kalau memang sudah ditakdirkan pasti akan bersatu. Pada akhirnya, kalimat itu adalah hal yang selalu menjadi alasan perempuan itu jatuh cinta. 

---

Anaheim - NIKI

Jakarta, 14 Mei 2023

Selasa, 18 April 2023

Pada Akhirnya

    Sebuah kisah klasik manusia. Perihal mencintai seseorang. Katanya pria itu yang paling dicinta, katanya. Nyatanya, semua itu hanya kata. Rasa trauma akan masa lalu banyak menghantui pikiran, menciptakan ketakutan besar yang mengecilkan nyalinya.

    Sudah ku bilang, katakan saja. Tapi dia tak bergeming. Setiap ingin memulai bayang-bayang itu kembali muncul. Rasa takut itu kembali ada. Rasa takut itu kembali.

    Melewati banyak waktu dalam diam. Dia tidak pernah mengatakan apapun, baginya menunjukkan perhatian sudah cukup. Walau bagi sebagian orang itu biasa, karena memang itu sifatnya, baik pada semua orang. Walau kadang dia merasa sudah melakukan hal yang berbeda.

    Pada akhirnya dia menyerahkan semuanya kembali pada Sang Pencipta. Segala sesuatu yang sudah ditakdirkan menjadi miliknya pasti akan tetap menjadi miliknya. Hanya hal itu yang bisa dipercaya. Hanya itu yang menguatkan hatinya selama ini.

  Tanpa ia sadari semuanya tampak semakin abu-abu. Entah apa maksud Sang Pencipta. Dia dipertemukan denga orang lain. Pria yang baik dan dewasa. Yang mungkin saja jawaban dari doanya selama ini. Dia meminta dipertemukan Pria yang memang disetujui oleh Sang Pencipta. 

    Baginya semua makin abu-abu. Ketika hatinya masih mengharapkan pria itu, nyatanya Pria lain datang menawarkan dunia yang baru. Lantas dia harus bagaimana?

----

Jakarta, 30 Maret 2023